Menjadi Hamba Allah vs Hamba Makhluk?
إِذَا أَصْبَحَ الْعَبْدُ وَأَمْسَى وَلَيْسَ هَمُّهُ إِلَّا اللهَ وَحْدَهُ؛ تَحَمَّلَ اللهُ سُبْحَانَهُ حَوَائِجَهُ كُلَّهَا، وَحَمَلَ عَنْهُ كُلَّ مَا أَهَمَّهُ، وَفَرَّغَ قَلْبَهُ لِمَحَبَّتِهِ، وَلِسَانَهُ لِذِكْرِهِ، وَجَوَارِحَهُ لِطَاعَتِهِ.
Apabila seorang hamba di waktu pagi dan petang tidak menjadikan perhatiannya kecuali hanya untuk (memenuhi hak) Allah semata, maka Allah Subḥānahu akan menanggung seluruh kebutuhannya, mengangkat darinya semua yang membuatnya resah, Allah akan mengosongkan hatinya untuk mencintai-Nya, menjadikan lisannya untuk berdzikir kepada-Nya, dan menjadikan anggota tubuhnya untuk taat kepada-Nya.
وَإِنْ أَصْبَحَ وَأَمْسَى وَالدُّنْيَا هَمُّهُ؛ حَمَّلَهُ اللهُ هُمُومَهَا وَغُمُومَهَا وَأَنْكَادَهَا، وَوَكَلَهُ إِلَى نَفْسِهِ، فَشَغَلَ قَلْبَهُ عَنْ مَحَبَّتِهِ بِمَحَبَّةِ الْخَلْقِ، وَلِسَانَهُ عَنْ ذِكْرِهِ بِذِكْرِهِمْ، وَجَوَارِحَهُ عَنْ طَاعَتِهِ بِخِدْمَتِهِمْ وَأَشْغَالِهِمْ؛
Dan jika seorang hamba di pagi dan petang menjadikan dunia sebagai satu-satunya perhatiannya, maka Allah akan membebani dia dengan berbagai kesusahan, kegelisahan, dan kesulitannya; Allah akan menyerahkannya kepada dirinya sendiri, sehingga hatinya tersibukkan dari mencintai-Nya dengan mencintai makhluk, lisannya terhalang dari berdzikir kepada-Nya karena selalu menyebut mereka (makhluk), dan anggota tubuhnya terhalang dari taat kepada-Nya karena sibuk melayani mereka dan urusan mereka ( manusia)
فَهُوَ يَكْدَحُ كَدْحَ الْوَحْشِ فِي خِدْمَةِ غَيْرِهِ؛ كَالْكِيرِ يَنْفُخُ بَطْنَهُ وَيَعْصِرُ أَضْلَاعَهُ فِي نَفْعِ غَيْرِهِ.
Maka iapun bersusah payah seperti hewan liar yang bekerja keras demi melayani orang lain; seperti alat peniup api (tukang besi) yang mengembungkan perutnya dan menghimpit tulangnya demi memberikan manfaat kepada orang lain.
فَكُلُّ مَنْ أَعْرَضَ عَنْ عُبُودِيَّةِ اللهِ وَطَاعَتِهِ وَمَحَبَّتِهِ، اُبْتُلِيَ بِعُبُودِيَّةِ الْمَخْلُوقِ وَمَحَبَّتِهِ وَخِدْمَتِهِ.
Maka siapa saja yang berpaling dari peribadahan, ketaatan, dan kecintaan kepada Allah, niscaya ia akan diuji dengan penghambaan, kecintaan, dan pengabdian kepada makhluk.
قَالَ تَعَالَى:
﴿وَمَن يَعْشُ عَن ذِكْرِ الرَّحْمَٰنِ نُقَيِّضْ لَهُ شَيْطَانًا فَهُوَ لَهُ قَرِينٌ﴾ [الزُّخْرُف: ٣٦].
Allah Ta‘ālā berfirman:
“Dan barang siapa berpaling dari peringatan (dzikir) kepada Allah Yang Maha Pengasih, Kami akan jadikan setan sebagai teman yang selalu menyertainya.”
(QS. az-Zukhruf: 36)
قَالَ سُفْيَانُ بْنُ عُيَيْنَةَ:
لَا تَأْتُونَ بِمَثَلٍ مَشْهُورٍ لِلْعَرَبِ إِلَّا جِئْتُكُمْ بِهِ مِنَ الْقُرْآنِ.
Sufyān bin ‘Uyaynah berkata:
“Tidaklah Kalian menyebutkan satu peribahasa terkenal dari orang Arab kecuali aku akan bawakan padamu padanannya dari Al-Qur’an.”
فَقَالَ لَهُ قَائِلٌ: فَأَيْنَ فِي الْقُرْآنِ: أَعْطِ أَخَاكَ تَمْرَةً، فَإِنْ لَمْ يَقْبَلْ فَأَعْطِهِ جَمْرَةً؟
Maka ada seseorang berkata kepadanya:
“Lalu di mana dalam Al-Qur’an ada peribahasa ( yang maknanya):
‘Berikan kepada saudaramu kurma, jika ia tak mau terima, berikan bara api?’”
فَقَالَ: فِي قَوْلِهِ تَعَالَى: ﴿وَمَن يَعْشُ عَن ذِكْرِ الرَّحْمَٰنِ نُقَيِّضْ لَهُ شَيْطَانًا﴾.
Maka beliau menjawab:
“Ada dalam firman Allah Ta‘ālā:
‘Dan barang siapa berpaling dari peringatan Allah Yang Maha Pengasih, Kami akan jadikan setan sebagai teman dekatnya.’”
( Alquran Surah Az Zukhruf : 36)
*(lihat Kitab Al Fawaaid halaman 121)*