Para Pendengki adalah tentara iblis



وَالشَّيْطَانُ يُقارِنُ السَّاحِرَ وَالْحاسِدَ

 وَيُحادِثُهُما وَيُصاحِبُهُما،

Dan setan lah yang mendampingi  tukang sihir dan orang yang dengki . Syaithan berbicara dengan mereka, dan bersahabat dengan mereka.

وَلَكِنِ الْحاسِدَ تُعِينُهُ الشَّياطِينُ بِلا اسْتِدْعاءٍ مِنْهُ لِلشَّيْطانِ؛

*Namun, orang yang dengki dibantu oleh para setan tanpa ia memanggil setan.*

لِأَنَّ الْحاسِدَ شَبِيهٌ بِإِبْلِيسَ وَهُوَ فِي الْحَقِيقَةِ مِنْ أَتْباعِهِ؛

Karena pendengki itu mirip dengan Iblis dan pada hakikatnya termasuk pengikutnya.

لِأَنَّهُ يَطْلُبُ ما يُحِبُّهُ الشَّيْطانُ مِنْ فَسادِ النّاسِ وَزَوالِ نِعَمِ اللهِ عَنْهُمْ،

Karena ia menginginkan sesuatu  yang disukai setan, berupa rusaknya  manusia dan hilangnya nikmat Allah dari mereka.

كَما أَنَّ إِبْلِيسَ حَسَدَ آدَمَ شَرَفَهُ وَفَضْلَهُ، وَأَبى أَنْ يَسْجُدَ لَهُ حَسَدًا،

Sebagaimana Iblis  telah dengki terhadap kehormatan dan keutamaan Adam, lalu ia enggan bersujud kepadanya karena dengki.

فَالْحاسِدُ مِنْ جُنْدِ إِبْلِيسَ.

*Maka orang yang Hasad itu termasuk bala tentara Iblis.*

وَأَمَّا السَّاحِرُ فَهُوَ يَطْلُبُ مِنَ الشَّيْطانِ أَنْ يُعِينَهُ وَيَسْتَعِينُهُ،

Adapun tukang sihir, maka ia meminta kepada setan agar membantunya dan ia memohon pertolongan kepadanya.

وَرُبَّما يَعْبُدُهُ مِنْ دُونِ اللهِ تَعالى حَتّى يَقْضِيَ لَهُ حاجَتَهُ،

Bahkan terkadang tukang sihir itu menyembah setan selain Allah Ta'ala agar keperluannya dipenuhi.

وَرُبَّما يَسْجُدُ لَهُ

Dan terkadang pula tukang sihir itu sujud kepada syaithan.

*(lihat Kitab Badaaiul Fawaaid halaman 758)*


وَتَأَمَّلْ تَقْيِيدَهُ - سُبْحانَهُ - شَرَّ الْحاسِدِ بِقَوْلِهِ: ﴿إِذا حَسَدَ﴾؛

Perhatikanlah bagaimana Allah -Subhanahu wa Ta‘ala- membatasi (penyebutan) keburukan orang yang dengki pada  firman-Nya:

 *_"Apabila ia dengki."_*

( Surah Al Falaq : 5)

لِأَنَّ الرَّجُلَ قَدْ يَكُونُ عِنْدَهُ حَسَدٌ وَلَكِنْ يُخْفِيهِ وَلا يُرَتِّبُ عَلَيْهِ أَذًى بِوَجْهٍ ما، لا بِقَلْبِهِ وَلا بِلِسانِهِ وَلا بِيَدِهِ،

Karena seseorang bisa saja ia memiliki rasa dengki dalam dirinya, namun ia menyembunyikannya dan tidak mewujudkannya dalam bentuk gangguan dalam bentuk apa pun, baik dengan hatinya, lisannya, maupun tangannya.

بَلْ يَجِدُ فِي قَلْبِهِ شَيْئًا مِنْ ذَلِكَ، وَلا يُعامِلُ أَخاهُ إِلّا بِما يُحِبُّ اللهُ،

Bahkan, meskipun ia merasakan sesuatu (penyakit dengki)  dalam hatinya, 

ia tetap memperlakukan saudaranya dengan apa yang dicintai oleh Allah.

فَهذا لا يَكادُ يَخْلُو مِنْهُ أَحَدٌ، إِلّا مَنْ عَصَمَهُ اللهُ.

*Hal seperti ini hampir tidak ada seorang pun yang benar-benar selamat darinya, kecuali orang yang dijaga oleh Allah.*

وَقِيلَ لِلْحَسَنِ الْبَصْرِيِّ: أَيَحْسِدُ الْمُؤْمِنُ؟ قالَ: ما أَنْساكَ إِخْوَةَ يُوسُفَ.

Dan pernah ditanyakan kepada Hasan al-Bashri:

 "Apakah seorang mukmin bisa dengki?" 

Ia menjawab: 

*"Apakah kamu lupa dengan kisah saudara-saudara Yusuf?"*

لَكِنِ الْفَرْقُ بَيْنَ الْقُوَّةِ الَّتِي فِي قَلْبِهِ مِنْ ذَلِكَ وَهُوَ لا يُطيعُها وَلا يَأْتَمِرُ لَها، بَلْ يَعْصِيها طاعَةً لِلهِ وَخَوْفًا وَحَياءً مِنْهُ وَإِجْلالًا لَهُ،

Namun perbedaannya adalah, ( Seorang mukmin) bahwa dorongan ( dengki)  dalam hatinya itu tidak ia turuti dan tidak ia patuhi, bahkan ia melawannya karena taat kepada Allah, dan karna  rasa takut, malu, dan dalam rangka menggagungkan Allah

أَنْ يَكْرَهَ نِعَمَهُ عَلى عِبادِهِ، فَيَرى ذَلِكَ مُخالَفَةً لِلهِ وَبُغْضًا لِما يُحِبُّ اللهُ وَمَحَبَّةً لِما يُبْغِضُهُ،

Yakni, ketika ia membenci nikmat Allah atas hamba-hamba-Nya,

lalu ia memandang kebencian ( terhadap nikmat yang ada pada orang lain itu ) sebagai bentuk perlawanan terhadap Allah,

Dan (ia menganggapnya sebagai bentuk) kebencian terhadap apa yang dicintai Allah, dan sebagai bentuk kecintaan terhadap apa yang dibenci Allah.

فَهُوَ يُجاهِدُ نَفْسَهُ عَلى دَفْعِ ذَلِكَ، وَيُلْزِمُها بِالدُّعاءِ لِلْمَحْسُودِ، وَتَمَنِّي زِيادَةِ الْخَيْرِ لَهُ،

Maka ia pun bersungguh-sungguh melawan (keburukan) jiwanya  untuk menghilangkan perasaan dengki itu 

dan ia mewajibkan dirinya untuk mendoakan kebaikan bagi orang yang didengkinya, serta ia mengharapkan bertambahnya kebaikan bagi orang yang dia dengki

بِخِلافِ ما إِذا حَقَّقَ ذَلِكَ وَحَسَدَ، وَرَتَّبَ عَلى حَسَدِهِ مُقْتَضاهُ مِنَ الْأَذى بِالْقَلْبِ وَاللِّسانِ وَالْجَوارِحِ،

Berbeda halnya jika ia mewujudkan perasaan dengkinya itu, lalu ia benar-benar mendengki dan merealisasikan akibat dari kedengkiannya dalam bentuk  gangguan ( kepada orang yang ia dengki) melalui hati, lisan, dan anggota badan.

فَهذا الْحَسَدُ الْمَذْمُومُ،

Maka inilah kedengkian yang tercela.

(*Lihat Kitab Badaaiul Fawaaid halaman 761)*

Next Post Previous Post