SUMBER SEGALA KESIALAN, KEGUNDAHAAN, MASALAH DUNIA DAN MALAPETAKA
وَمَنْ ضَيَّعَ اللهَ ضَيَّعَهُ اللهُ بَيْنَ خَلْقِهِ،
Barang siapa yang menyia-nyiakan (hak) Allah ( bermaksiat) , maka Allah akan menyia-nyiakannya di tengah makhluk-Nya.
حَتَّى يَدْخُلَ عَلَيْهِ الضَّرَرُ مِمَّنْ كَانَ يَرْجُو أَنْ يَنْفَعَهُ،
Hingga ( akibat dia tidak peduli dengan hak Allah) datanglah kepadanya bahaya dari orang yang dahulu ia harapkan dapat memberi manfaat.
وَيَصِيرَ أَخَصَّ أَهْلِهِ بِهِ وَأَرْفَقَهُمْ بِهِ يُؤْذِيهِ.
Bahkan orang yang paling dekat serta paling lembut kepadanya pun nanti akan menyakitinya.
كَمَا قَالَ بَعْضُهُمْ: إِنِّي لَأَعْصِي اللهَ، فَأَعْرِفُ ذَٰلِكَ فِي خُلُقِ خَادِمِي وَحِمَارِي،
Sebagaimana salah seorang dari ulama salaf dahulu pernah berkata:
"Sesungguhnya aku telah bermaksiat kepada Allah, maka ( dengan sebab maksiat itu) aku mengetahui akibatnya pada perilaku pelayanku dan keledai milikku."
يَعْنِي:
أَنَّ خَادِمَهُ يَسُوءُ خُلُقُهُ عَلَيْهِ وَلَا يُطِيعُهُ، وَحِمَارَهُ يَسْتَعْصِي عَلَيْهِ فَلَا يُوَاتِيهِ لِرُكُوبِهِ.
Maksudnya:
pelayannya menjadi buruk akhlaknya kepadanya dan tidak menaatinya, dan keledainya pun membangkang kepadanya sehingga tidak mau tunduk untuk dinaiki.
فَالْخَيْرُ كُلُّهُ مَجْمُوعٌ فِي طَاعَةِ اللهِ وَالْإِقْبَالِ عَلَيْهِ،
Maka seluruh kebaikan itu sebenarnya terkumpul dalam ketaatan kepada Allah dan menghadap kepada-Nya.
وَالشَّرُّ كُلُّهُ مَجْمُوعٌ فِي مَعْصِيَةِ اللهِ وَالْإِعْرَاضِ عَنْهُ.
Dan seluruh keburukan itu terkumpul pada maksiat kepada Allah dan berpaling dari ( ibadah kepada) Nya.
قَالَ بَعْضُ الْعَارِفِينَ: مَنْ فَارَقَ سُدَّةَ سَيِّدِهِ لَمْ يَجِدْ لِقَدَمَيْهِ قَرَارًا أَبَدًا.
Dahulu Salah seorang arif (orang yang mengenal Allah) pernah berkata:
Barang siapa meninggalkan pintu Tuhannya, maka ia takkan pernah menemukan tempat pijakan bagi kakinya selamanya.
وَاللهِ مَا جِئْتُكُمْ زَائِرًا إِلَّا وَجَدْتُ الْأَرْضَ تُطْوَى لِي،
_Demi Allah, tidaklah aku datang mengunjungi kalian kecuali aku dapati bumi dilipat untukku (yakni dimudahkan perjalananku)._
وَلَا ثَنَيْتُ الْعَزْمَ عَنْ بَابِكُمْ إِلَّا تَعَثَّرْتُ بِأَذْيَالِي.
_Dan tidaklah aku memalingkan tekadku dari pintu kalian, kecuali aku tersandung oleh ujung pakaianku sendiri._
*(Lihat Kitab Rowaaiut Tafsiir Jilid 1 halaman 579)*