Perincian antara riya' dan syirik
Perbedaan antara riya' dan syirik muthlaq dalam beramal: Riya' adalah seseorang melakukan amalan syar'i namun tujuannya/ niatnya ( beribadah) sama sekali bukan untuk mengharapkan wajah Allah. Adapun syirik ( tasyrik) dalam beramal adalah seseorang melakukan amal syar'i (sholih) niatnya beramal sholih untuk mengharapkan wajah Allah dan juga niatnya untuk selain Allah
Ditinjau dari dua permasalahan ( riya' dan syirik) sebelumnya, kita katakan bahwa suatu amal ibadah secara syar'i dibagi menjadi beberapa perincian:
(1) Orang yang beramal shalih (murni) karna Allah dan dia tidak memalingkan niatnya sedikitpun untuk selain Allah, Maka ini adalah amal yang paling tinggi (kedudukannya) dan paling utama.
(2) Orang yang beramal shalih karna Allah namun dia juga memalingkan niat ibadahnya untuk selain Allah yang hukumnya boleh, seperti orang yang puasa karna Allah dan juga untuk menjaga kesehatannya, dan seperti orang yang bersafar untuk haji karna Allah dan juga untuk berdagang, dan seperti orang yang berjihad karna Allah namun niatnya juga untuk mendapatkan ganimah untuk dimakan oleh keluarga dan anaknya, dan seperti orang yang berjalan ke masjid untuk mendekakan diri kepada Allah namun niatnya juga untuk olah raga jalan. maka ini tidak membatalkan amal shalih, namun pahalanya berkurang dan yang lebih utama adalah ia beramal hanya untuk mendekatkan diri kepada Allah
(3) Orang yang beramal sholih karna Allah dan ia juga memalingkan niatnya untuk selain Allah yang hukumnya tidak boleh, seperti orang yang beramal sholih untuk Allah namun dia juga beramal sholih dengan niat agar disanjung manusia atau untuk mendapatkan harta sebagai pengganti sholatnya, maka permasalhan ini ada beberapa (3) perincian:
(3.1) jika niat (riya') tersebut muncul sebelum beramal dan niat riya' itu menjadi asal dan sebab dia melakukan amal, maka amalnya rusak. Seperti orang yang sholat sunnah dan (dalam hatinya) dia ingin agar manusia melihat sholatnya
(3.2) Jika riya' itu muncul di pertengahan amal namun ia menolak dan berusaha melawan riya' tersebut, seperti orang yang sholat untuk mencari wajah Allah, lalu ada orang yang melihatnya sholat dan ia merasa takjub kepada sholatnya dia ada rasa ingin untuk dipuji dan disanjung, namun ia berusaha melawan rasa tama' dan harapan untuk dipuji, dia bersungguh sungguh melawannya sampai selesai sholat, maka Amalnya sah dan ia mendapat pahala karna usahanya
(3.3) Jika tujuan dan niat riya itu muncul di pertengahan amal namun ia tidak berusaha menolaknya, maka hal inilah yang membatalkan amal sholih
(4) Ada orang yang beramal sholih, niatnya (tujuannya) beramal sholih adalah untuk mendapatkan sesuatu yang hukumnya boleh namun dia juga beramal sholih tersebut tidak ingin mendapatkan pahala akhirat, seperti orang yang berpuasa dengan niat hanya ingin mendapatkan kesehatan saja, juga seperti orang yang berjihad dengan niat hanya ingin mendapat ganimah saja, atau orang yang mengeluarkan zakat hanya ingin agar hartanya berkembang ( tidak ingin pahala akhirat), maka amal orang tersebut sia sia ( bathil), Allah berfirman, " barangsiapa yang menghendaki kehidupan duniawi, maka kami segerakan baginya di dunia itu apa yang kami kehendaki dan bagi orang yang kami kehendaki, dan kami tentukan baginya neraka jahannam, ia akan memasukinya dalam keadaan tercela dan terusir ( al isra' :18)."
(5) Ada orang yang beramal shalih, niatnya beramal sholih adalah untuk mendapat sesuatu ( yang secara syar'-pent) hukumnya tidak boleh diniatkan berasamaan dengan itu dia juga tidak ingin mendapatkan pahala akhirat dari amal shalihnya tersebut , seperti orang yang beramal sholih, niatnya hanya ingin dilihat oleh manusia saja, maka orang yang niatnya seperti ini , amalnya bathil (sia sia) dan dia juga berdosa
( lihat semua penjelasan diatas dalam kitab al ikhlash halaman 56 -58 )