Ingin Terhindar dari 'Ain dan orang Dengki? Lakukan Hal Ini!



 اَلسَّبَبُ الثَّامِنُ : اَلصَّدَقَةُ وَالْإِحْسَانُ مَا أَمْكَنَهُ، فَإِنَّ لِذٰلِكَ تَأْثِيرًا عَجِيبًا فِي دَفْعِ الْبَلَاءِ، وَدَفْعِ الْعَيْنِ، وَشَرِّ الْحَاسِدِ،

Sebab yang kedelapan (yang bisa melindungi diri dari keburukan para pendengki adalah):

bersedekah dan berbuat baik sebisa mungkin karena sedekah  memiliki pengaruh yang sangat menakjubkan dalam menolak bala, menolak ‘ain (pandangan hasad yang berbahaya), dan menolak kejahatan orang yang dengki ( hasad).

وَلَوْ لَمْ يَكُنْ فِي هٰذَا إِلَّا تَجَارِبُ الْأُمَمِ قَدِيمًا وَحَدِيثًا لَكَفَى بِهِ،

Dan seandainya tidak ada dalil dalam hal ini kecuali pengalaman umat umat  terdahulu dan masa kini, maka itu sudah cukup menjadi bukti.

فَمَا يَكَادُ الْعَيْنُ وَالْحَسَدُ وَالْأَذَى يَتَسَلَّطُ عَلَى مُحْسِنٍ مُتَصَدِّقٍ،

*Maka hampir-hampir ‘ain, hasad, dan gangguan tidak dapat menguasai orang yang berbuat baik dan bersedekah.*

وَإِنْ أَصَابَهُ شَيْءٌ مِنْ ذٰلِكَ كَانَ مُعَامَلًا فِيهِ بِاللُّطْفِ وَالْمَعُونَةِ وَالتَّأْيِيدِ، وَكَانَتْ لَهُ فِيهِ الْعَاقِبَةُ الْحَمِيدَةُ .

Dan jika ia terkena sesuatu dari hal itu (keburukan orang hasad),  maka ia akan diperlakukan dengan kelembutan, pertolongan, dan dukungan (dari Allah), serta ia akan mendapatkan akhir yang terpuji.

فَالْمُحْسِنُ الْمُتَصَدِّقُ فِي خَفَارَةِ إِحْسَانِهِ وَصَدَقَتِهِ، عَلَيْهِ مِنَ اللهِ جُنَّةٌ وَاقِيَةٌ وَحِصْنٌ حَصِينٌ،

Maka orang yang berbuat baik dan bersedekah berada dalam perlindungan kebaikan dan sedekahnya, dan Allah memberinya perisai pelindung serta benteng yang kokoh.

وَبِالْجُمْلَةِ؛ فَالشُّكْرُ حَارِسُ النِّعْمَةِ مِنْ كُلِّ مَا يَكُونُ سَبَبًا لِزَوَالِهَا .

Singkatnya, Bersyukur kepada Allah adalah penjaga nikmat dari segala sesuatu yang bisa menjadi sebab hilangnya nikmat itu.

وَمِنْ أَقْوَى الْأَسْبَابِ حَسَدُ الْحَاسِدِ وَالْعَائِنِ، فَإِنَّهُ لَا يَفْتُرُ وَلَا يَنِي وَلَا يَبْرُدُ قَلْبُهُ حَتَّى تَزُولَ النِّعْمَةُ عَنِ الْمَحْسُودِ،

Diantara sebab terkuat (hilangnya suatu nikmat dari seseorang) adalah hasadnya orang yang dengki dan ‘ain, karena ia tidak pernah lemah, tidak pernah berhenti, dan tidak menjadi dingin hatinya (pendengki tersebut) sampai nikmat itu hilang dari orang yang didengki.

فَحِينَئِذٍ يَبْرُدُ أَنِينُهُ وَتَنْطَفِىءُ نَارُهُ - لَا أَطْفَأَهَا اللهُ -

Maka ketika hati si pendengki menjadi dingin, maka keluhannya menjadi reda dan apinya padam

_Semoga Allah tidak (mendinginkan) memadamkan apinya_

فَمَا حَرَسَ الْعَبْدُ نِعْمَةَ اللهِ تَعَالَى عَلَيْهِ بِمِثْلِ شُكْرِهَا، وَلَا عَرَّضَهَا لِلزَّوَالِ بِمِثْلِ الْعَمَلِ فِيهَا بِمَعَاصِي اللهِ، وَهُوَ كُفْرَانُ النِّعْمَةِ، وَهُوَ بَابٌ إِلَى كُفْرَانِ الْمُنْعِمِ.

Maka seorang hamba tidaklah menjaga nikmat Allah atas dirinya dengan sesuatu yang lebih baik daripada bersyukur kepada Allah atas nikmat itu, dan tidaklah ia menjerumuskan nikmat itu kepada kebinasaan dengan sesuatu yang lebih berbahaya daripada menggunakan nikmat dalam maksiat kepada Allah – yang merupakan bentuk kufur nikmat, dan itu adalah pintu menuju kekufuran terhadap Sang Pemberi nikmat.

فَالْمُحْسِنُ الْمُتَصَدِّقُ يَسْتَخْدِمُ جُنْدًا وَعَسْكَرًا يُقَاتِلُونَ عَنْهُ وَهُوَ نَائِمٌ عَلَى فِرَاشِهِ،

Maka orang yang berbuat baik dan bersedekah sebenarnya sedang  mempekerjakan pasukan dan bala tentara yang berperang membelanya sementara ia sedang tidur di atas ranjangnya.

فَمَنْ لَمْ يَكُنْ لَهُ جُنْدٌ وَلَا عَسْكَرٌ وَلَهُ عَدُوٌّ فَإِنَّهُ يُوشِكُ أَنْ يَظْفَرَ بِهِ عَدُوُّهُ، وَإِنْ تَأَخَّرَتْ مُدَّةُ الظَّفَرِ، وَاللهُ الْمُسْتَعَانُ .

Maka barang siapa yang tidak memiliki pasukan dan bala tentara, sementara ia memiliki musuh, niscaya musuh itu hampir pasti akan mengalahkannya, meskipun kemenangan itu tertunda; dan hanya Allah-lah tempat meminta pertolongan.

*(Lihat Kitab Badaaiul Fawaaid Halaman 771-772)*

Previous Post