Cermin keikhlasan para salaf (bagian 9






" Dahulu ada seorang wanita  dimalam hari mendatangi Ahmad bin Mahdi (seorang ulama) ketika beliau berada di bagdad. Wanita tersebut menceritakan bahwa dia adalah anak salah seorang warga masyarakat, namun ia sedang diuji. (ia kemudian berkata), demi Allah (wahai syaikh) tolong tutupi aibku, sungguh aku tidak menyukai hal ini, aku telah hamil (karna diperkosa), janganlah engkau membuka aibku. Aku telah mengatakan kepada orang orang bahwa engkau adalah suamiku. Maka (mendengar penuturan wanita tersebut) Ahmad bin mahdi langsung terdiam. 

Setelah beberapa hari, kepala desa dan para tetangga datang untuk mengucapkan selamat akan lahirnya anak. Ahmad bin mahdi pun menampakkan kegembiraan dan mengirimkan dua dinar sebagai nafkah untuk wanita tersebut. Demikian setiap bulannya, beliau memberi wanita itu dua dinar sehingga bayinya berumur dua tahun. 

Setelah itu bayinya meninggal dunia. Orang-orang pun bertakziah kepada Ahmad bin mahdi dan beliau menampakkan kesedihan dan kepasrahan kepada Allah. 

Beberapa hari kemudian, wanita itu datang kepada Ahmad bin Mahdi dengan membawa emas seraya berkata, “Semoga Allah menutupi aib Anda, ambilah emas Anda.” Maka Ahmad bin Mahdi mengatakan kepadanya, “Dinar-dinar ini adalah pemberianku untuk si kecil, dan sekarang  engkaulah yang berhak mewarisinya ..."

 ( lihat kitab tadzkiratul huffadzh halaman 598 ) 



Keikhlasan memiliki tanda tanda ( ciri ciri ) yang akan tampak pada seorang hamba yang ikhlash sebagaimana telah disebutkan oleh para ulama, diantaranya, " mereka tidak suka untuk terkenal, tidak suka dipuji dan disanjung, benar benar semangat beramal untuk agama Allah. Segera beramal shalih dan hanya mengharapkan ganjaran pahala dari Allah, bersabar , selalu sabar menghadapi musibah dan tidak pernah mengeluh, amat bergairah untuk menyembunyikan amal shalihnya (yang hukumnya sunnah-pent), berusaha menyempurnakan amal shalihnya ketika sedang sendirian . Memperbanyak amal sholehnya ketika sendirian. Amal sholihnya ketika sendirian lebih besar dari pada amal sholihnya ketika terang terangan. Ini semua adalah diantara ciri ciri keikhlasan seseorang . Namun berhati hatilah wahai saudaraku sesama muslim, siapa saja yang mempersaksikan dirinya adalah orang yang ikhlash, maka keikhlasan nya tersebut masih butuh kepada ikhlas lagi 

( Kitab al ikhlash halaman 51 )

Dari Nafi', beliau pernah berkata, " dahulu banyak diantara kami yang tidak mengetahui amal sholih yang dilakukan oleh Umar dan anaknya hingga beliau berdua sendiri yang menceritakan dan melakukannya." 

( lihat kitab Ta'thiirul anfaas min hadiitsil ikhlash halaman 404 )

Berkata Imam Asy Syafi'i Rahimahullah, " hendaklah seseorang yang memiliki ilmu untuk memiliki amal sholih (amalan sunnah) yang tersembunyi (yang mengetahuinya) antara dirinya dengan Allah saja, karna semua amal yang ditampakkan dihadapan manusia berupa ilmu dan amal sholih sedikit manfaatnya di akhirat kelak ." 

(Ta'thiirul anfaas min hadiitsil ikhlash halaman 232 )


Berkata Sufyan Ats Tsauriy, " Semua amal sholih yang aku menampakkannya ( dihadapan manusia), maka aku tidak pernah menganggapnya sebagai amal shalihku sedikitpun. Karna orang orang yang semisal dengan kita tidak mampu untuk ikhlash ketika ada manusia melihatnya beramal sholih."

 (Ta'thiirul anfaas min hadiitsil ikhlash halaman 232 )

Next Post Previous Post