Cermin Keikhlasan Para Salaf ( Bagian 3 )
Dari Muhammad bin Isa diriwayatkan bahwa ia berkata: "Abdullah bin Al Mubarak رحمه الله biasa pulang pergi ke Tharasus. Beliau biasa singgah beristirahat di sebuah penginapan.
Ada seorang pemuda yang mondar mandir mengurus kebutuhan beliau sambil belajar hadits. Diriwayatkan bahwa suatu hari beliau mampir ke penginapan itu namun tidak mendapati pemuda tersebut. Kala itu beliau tergesa-gesa dan keluar berperang bersama pasukan kaum muslimin. Sepulangnya dari peperangan itu, beliau kembali ke penginapan tersebut dan menanyakan perihal pemuda tersebut, orang-orang memberitakan bahwa pemuda itu ditahan akibat terlilit hutang yang belum dibayarnya. Maka Abdullah bin Al Mubarak bertanya: "berapa jumlah hutangnya?" Mereka menjawab: "Sepuluh ribu dirham." Beliau segera menyelidiki sampai beliau dapatkan pemilik hutang tersebut. Beliau memanggil orang tersebut pada malam harinya dan langsung menghitung dan membayar hutang pemuda tadi.
Namun Abdullah bin mubaarak meminta lelaki itu untuk bersumpah agar tidak memberitahukan kejadian ini kepada siapa pun selama beliau masih hidup. Beliau berkata: "Apabila pagi tiba, segera keluarkan pemuda tersebut dari tahanan." Abdullah segera berangkat pergi dan pemuda itupun segera dibebaskan. Orang-orang sudah mengatakan kapadanya: "Kemarin Abdullah bin Al Mubarak kesini dan menanyakan tentang dirimu, namun sekarang dia sudah pergi." Si pemuda tersebut segera menyusuri jejak Abdullah bin mubaarak dan berhasil menjumpai beliau kira-kira 2 atau 3 marhalah (1 marhalah kira-kira 12 mil) dari penginapan.
(Abdullah bin mubaarak ) bertanya: "Kemana saja engkau? Saya tidak melihat engkau di penginapan?" pemuda itu menjawab: "Betul wahai Abu Abdirrahman, saya ditahan karena hutang." Beliau bertanya lagi: "Lalu bagaimana engkau dibebaskan?" pemuda itu menjawab: "Ada seseorangg yang datang membayarkan hutangku. Sampai aku dibebaskan, aku tidak mengetahui siapa lelaki itu." Maka beliau berkata: "Wahai pemuda, bersyukurlah kepada Allah yang telah memberi taufik kepadamu sehingga lepas dari hutang." Lelaki pemilik hutang itu tidak pernah memberitahukan kepada siapa pun sehingga Abdullah bin mubaarak wafat
(Shifatus shafwah :4/141,142 dalam kitab aina nahnu min akhlaaqi as salaf halaman 14)