Cermin Keikhlasan Para Salaf (bagian 1)




Umar bin Khaththab radhiyallahu ‘anhu dahulu pernah keluar di tengah kegelapan malam, lalu dilihat oleh Thalhah. Umar memasuki sebuah rumah lalu masuk ke rumah lainnya.

Pada keesokan harinya Thalhah pergi kerumah itu, ternyata didalamnya ia mendapati seorang nenek yang buta dan lumpuh. Ia (thalhah) bertanya, “Mengapa orang itu (umar) datang kepadamu?” Nenek itu menjawab, “Ia secara rutin mendatangiku semenjak begini dan begini, untuk mengurusku dan mengeluarkan kotoranku.”

Lalu Thalhah bergumam sendiri, “Celaka kau Thalhah, apakah engkau hendak mencari-cari kesalahan Umar?!”

(Hilyatul Auliya jilid satu halaman 48).


Dari Abu hamzah ats Tsumali, dia pernah menceritakan :" dahulu Ali bin Husain biasa memanggul karung roti (makanan)  setiap malam untuk disedekahkan. Dan beliau berkata, " sesungguhnya sedekah yang dilakukan secara diam-diam dapat memadamkan kemurkaan Allah."  Dari Amr bin tsabit dia berkata, " tatkala Ali bin Husain wafat, maka orang-orangpun memandikannya kemudian mereka melihat bekas bekas menghitam di punggung beliau. Mereka lantas bertanya, bekas apa ini?? Sebagian mereka menjawab, beliau biasa memanggul karung gandum di malam hari untuk dibagikan kepada fakir miskin dari penduduk madinah.

 " Dari ibnu Aisyah, dia berkata, ayahku pernah berkata,"  aku pernah mendengar penduduk madinah mengatakan, kami terus menerus mendapatkan sedekah misterius hingga Ali bin husain wafat 

(kitab aina nahnu min akhlaaqi as salaf :9)

Hasan al bashriy pernah menceritakan kesungguhan salaf dalam menyembunyikan amal shalihnya, " sesungguhnya dahulu ada seseorang yang telah khatam (hafal)  al quran namun tidak diketahui oleh tetangganya, ada juga seseorang yang sangat faqih (berilmu) namun tidak ada satupun manusia yang mengetahuinya, ada juga seseorang yang shalat dirumahnya sangat lama padahal ada tamu yang menginap di rumahnya namun tamu tersebut tidak tahu samasekali. Tapi aku mengetahui ada suatu kaum di muka bumi ini yang mampu untuk menyembunyikan amal shalihnya namun ia selalu melakukannya terang terangan 

(kitab al ikhlash halaman 42)

Muhammad bin wasi' rahimahullah pernah menceritakan,  sungguh, dahulu ada seseorang yang menangis (karna Allah)  selama  dua puluh tahun namun istrinya tidak pernah mengetahuinya. Beliau juga berkata,,  sungguh aku mendapati seseorang yang tidur  satu bantal dengan istrinya sementara air matanya mengalir di pipinya namun istrinya tidak mengetahuinya sama sekali.  Aku juga mengetahui  ada seseorang yang shalat berjamaah pada suatu kaum pada satu shaf,  sementara air matanya mengalir di pipinya (menangis karna Allah - pent) namun jamaah disampingnya tidak tahu sama sekali 

(hilyatul auliya : 2/347 dalam kitab al ikhlash halaman 48)


... Sahl bin Abdullah at tustari pernah ditanya, ' amalan apa yang paling berat bagi nafsu?'  beliau menjawab, " Ikhlash" ; karna di dalam keikhlasan tidak ada bagian untuk nafsu sedikitpun

(kitab al Ikhlash halaman 39)

    Next Post Previous Post