Berkata Ibnul Qoyyim rohimahulloh:
"Al Qur'an adalah komposisi dari petunjuk, ilmu dan kebaikan dalam hati sebagaimana air merupakan komposisi dari tanaman. Sementara syaithon adalah api yg membakar tanaman tersebut sedikit demi sedikit. Tatkala syaithon merasakan ada tanaman kebaikan tumbuh di dalam hati maka ia berusaha membakar dan merusaknya. Oleh karena itu Alloh memerintahkan untuk berlindung kepadaNya dari syaithon agar tidak merusak apa yg telah ia petik dari al Qur'an"
(Ighotsatul Lahafan 1/92).
Berkata Utsman Ibnu 'Affan rodhiyallohu 'anhu: "Seandainya hati kita bersih tentu ia tidak akan kenyang dengan kalamulloh"
(Ad da' wad dawa', Ibnul Qoyyim).
Berkata Abdulloh Ibnu Mas'ud rodhiyallohu 'anhu: "Hati ini adalah wadah, sibukkan ia dengan al Qur'an dan jangan sibukkan dg yg lain"
(az Zuhdu, Imam Ahmad 298).
Telah menceritakan kepada kami musaddad, telah menceritakan kepada kami yahya dari syu'bah dari qotadah dari Anas bin Malik dari Abu Musa Al Asy’ariy radhiyallahu ‘anhu, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau pernah bersabda,
“Permisalan orang yang membaca Al Qur’an dan mengamalkannya adalah bagaikan buah utrujah, rasa dan baunya enak. Orang mukmin yang tidak membaca Al Qur’an dan mengamalkannya adalah bagaikan buah kurma, rasanya enak namun tidak beraroma. Orang munafik yang membaca Al Qur’an adalah bagaikan royhanah, baunya menyenangkan namun rasanya pahit. Dan orang munafik yang tidak membaca Al Qur’an bagaikan hanzholah, rasa dan baunya pahit dan tidak enak.”
(HR. Bukhari, no. 5059)