Hari raya yang sebenarnya

 

Berkata Al Hasan, 

" Semua hari dimana Allah tidak dimaksiati pada hari itu itulah hari raya ( yang sebenarnya). 

Semua hari ketika seorang hamba mentaati Allah, berdzikir kepada Allah dan bersyukur kepada Allah maka hari itulah hari raya ( yang sebenarnya )"

 ( lathaiful ma'aarif:485)

Hari raya kebanyakan manusia ada akhirnya (hanya pada waktu tertentu saja). Adapun hari rayanya orang orang yang mengenal Allah tidak ada akhirnya ( terus menerus). 

Berkata Al Hasan, 

" Semua hari ketika engkau tidak bermaksiat kepada Allah itulah sebenarnya hari raya. 

Dahulu ada sebagian orang datang kepada sebagian orang berilmu ( yang mengenal Allah), ia berkata kepadnya, ' aku ingin membicarakan sesuatu dengan mu. 

Maka orang yang berilmu tersebut berkata, " hari ini aku sedang berhari raya" , maka orang tersebut meninggalkannya. 

 Pada hari yang lain orang tersebut datang lagi, sang Alim menjawab dengan hal yang sama, pada hari yang lain orang itu datang lagi, maka sang Alim menjawab dengan jawaban yang sama. Maka orang tersebut berkata, 

" betapa banyaknya hari rayamu ! 

Maka orang yang berilmu tersebut menjawab, " wahai Baththol, tidakkah engkau mengetahui bahwa semua hari ketika engkau tidak bermaksiat kepada Allah maka itu adalah hari raya bagi kami. . .

(lathooiful ma'aarif halaman 509 )

Next Post Previous Post