Cermin Keikhlasan Para Salaf ( bagian 7)
Imam al Mawardi rahimahullah memiliki kisah keikhlasan yang menakjubkan dalam menulis kitab. Beliau telah menulis banyak tulisan yang membahas tentang tafsir , fiqih dan ilmu syar'i lainnya . Namun beliau tidak pernah memberitahukan kalau beliau telah menulis banyak sekali kitab semasa hidupnya.
Beliau menulis kitab kitab tersebut dan menyembunyikannnya di sebuah tempat yang tidak ada seorangpun yang mengetahuinya. Ketika imam al mawardi telah mendekati tanda tanda kematian, beliau berkata kepada orang kepercayaannya, " Kitab kitab yang ada dirumah si fulan adalah tulisanku, aku tidak menampakkannya kepada manusia, karna aku tidak mendapati keikhlasan dalam niatku, apabila aku telah terlihat akan meninggal dan telah menghadapi sakaratul maut, maka peganglah tanganku. Jika dalam keadaan itu aku menggenggam dan memeras tanganmu, maka ketahuilah semua kitab itu tidak diterima (oleh Allah) sedikitpun (karna tidak ikhlas), lalu campakkan dan lemparlah kitab kitab tersebut ke sungai di malam hari.
Namun jika dalam kondisi itu , aku membentangkan tanganku dan tidak menggenggam tanganmu, maka ketahuilah, semua kitab tersebut telah diterima oleh Allah ( dilakukan ikhlas karna Allah). Dan jika demikian, sungguh aku telah berhasil untuk mendapatkan apa yang aku harapkan (selama ini) dari Allah. Orang kepercayan imam al mawardi menceritakan, " ketika imam al mawardi telah mendekati kematian, aku meletakkan tanganku diatas tangannya . Lalu beliau membentangkan tangannya dan tidak menggenggam tanganku. Dari sanalah aku mengetahui bahwa itulah tanda diterimanya kitab beliau. Maka akupun menampakkan kepada manusia kitab kitabnya setelah beliau meninggal
( Lihat Kitab al Ikhlash halaman 48 - 49 )
Keikhlasan memiliki tanda tanda ( ciri ciri ) yang akan tanpak pada seorang hamba yang ikhlash sebagaimana telah disebutkan oleh para ulama, diantaranya, " mereka tidak suka untuk terkenal, tidak suka dipuji dan disanjung, benar benar semangat beramal untuk agama Allah. Segera beramal shalih dan hanya mengharapkan ganjaran pahala dari Allah, bersabar , selalu sabar menghadapi musibah dan tidak pernah mengeluh, amat bergairah untuk menyembunyikan amal shalihnya, berusaha menyempurnakan amal shalihnya ketika sedang sendirian . Memperbanyak amal sholehnya ketika sendirian. Amal sholihnya ketika sendirian lebih besar dari pada amal sholihnya ketika terang terangan. Ini semua adalah diantara ciri ciri keikhlasan seseorang . Namun berhati hatilah wahai saudaraku sesama muslim, siapa saja yang mempersaksikan dirinya adalah orang yang ikhlash, maka keikhlasan nya tersebut masih butuh kepada ikhlas lagi
( Kitab al ikhlash halaman 51 )
Berkata Abu Bakar al hanafi Abdul kabir, Bukair bin Mismar menceritakan kepada kami dari Amir bin Sa'ad diriwayatkan bahwanya, bapaknya, sa'id bin abi waqqas suatu ketika berada ditengah tengah dombanya, tiba tiba datanglah anaknya yang bernama umar. Ketika Sa'ad melihat anaknya, beliau berkata, " aku berlindung kepada Allah dari keburukan pengendara yang satu ini ( anaknya)." Ketika Umar sampai di dekat ayahnya, maka umar berkata kepada ayahnya, " Wahai ayahanda, apakah engkau rela menjadi orang dusun yang hanya menggembala dombamu, sementara orang lain sibuk untuk memperebutkan jabatan (kekuasaan ) di kota madinah "? Maka sa'ad bin abi waqqash menepuk dada Umar, (anaknya) seraya berkata, " diam saja engkau, sesungguhnya aku pernah mendengar Rasulullah bersabda, " sesungguhnya Allah 'azza wa jalla mencintai seorang hamba yang bertakwa, selalu merasa cukup dan tersembunyi ( tidak terkenal )
( lihat kitab aina nahnu min akhlaaqi as salaf halaman 38 )