Halusnya Penyakit Riya' (Syirik Kecil)

 



Berkata fudhail bin 'iyadh rahimahullah, " meninggalkan amalan ibadah karna manusia adalah riya'  dan beramal (ibadah)  karna manusia adalah kesyirikan,  sedangkan ikhlas adalah ketika Allah menyelamatkanmu dari dua (niat)  tersebut (syu'abul iiman :6879) 

Berkata imam an nawawi rahimahullah,  " siapa saja yang bertekad melakukan amal ibadah namun ia meninggalkannya karna takut dilihat manusia,  maka dia adalah orang yang ria '.  Hal ini bisa terjadi jika ia meninggalkan amalan tersebut secara keseluruhan. Namun jika ia meninggalkannya di depan manusia, dengan tujuan untuk dikerjakan secara tersembunyi (sendirian)  maka hal ini tidak mengapa 

( lihat kitab al ikhlash halaman 55)


Dari abi sa'id radhuiyallahu 'anhu marfu' an : " maukah aku kabarkan kepada kalian suatu amalan yang lebih aku takutkan menimpa kalian dari al masih ad dajjaal?  mereka (para sahabat) menjawab,  tentu saja,  kemudian beliau berkata,"  syirik yang tersembunyi ",  yakni seseorang berdiri, kemudian sholat,  ia memperindah sholatnya dengan tujuan untuk dilihat manusia 

(Dikeluarkan oleh ibnu majah :4204, Ahmad dalam musnadnya :3/30)(lihat kitab mulakhkhas fii syarhi kitaabi at tauhiid halaman 288)


Berkata ahmad bin abi al hawariy,  Abu adillah al anthaqi pernah menceritakan kepada kami,  beliau berkata,  suatu ketika fudhail dan at tsauriy pernah berkumpul dan berdiskusi,  tiba-tiba sufyan merasa terharu dan menangis kemudian beliau berkata, " saya berharap semoga majelis ini menjadi rahmat dan keberkahan bagi kita." Namun fudhail  berkata, ' wahai abu adillah,  justru aku takut kalau majelis kita ini memberikan mudharat untuk kita. Bukankah engkau mengungkapkan ucapanmu yang terbaik demikian juga aku telah mengungkapkan perkataan ku yang terbaik. Bukankah engkau memperindah perkataan mu untuk ku demikian pula aku?. Maka sufyan menangis. Kemudian berkata, " engkau telah menghidupkan (hati) ku 

( lihat kitab aina nahnu min akhlaaqi as salaf halaman 127)


Barangsiapa yang mencari ilmu untuk diamalkan,  maka ia akan diluluhkan oleh ilmunya,  kemudian akhirnya menangis ( menyadari kekurangan)  dirinya. Dan siapa saja yang menuntut ilmu untuk mendapatkan gelar,  agar bisa berfatwa, berbangga bangga dan bersikap Riya ',  maka ia akan menjadi orang yang pandir,  terperdaya oleh dirinya sendiri,  suka menyepelekan (merendahkan)  orang lain dan akan binasa oleh sikap ujubnya dan akhirnya tercabik cabik oleh jiwanya sendiri,  Allah berfirman, " Sungguh beruntung jiwa yang Allah sucikan dan sungguh merugi jiwa yang Allah hinakan (asy syam :9-10), yakni Allah akan menghinakan (mengotorinya)  dengan kefasikan dan kemaksiatan yang dia lakukan 

(Siyar a'lamin nubaala (18/191-192)  dalam kitab aina nahnu min akhlaqi as salaf :30)


Dari Abdullah bin mubaarok , beliau pernah menceritakan, Hamdun bin Ahmad pernah ditanya, " mengapa ucapan ulama salaf lebih berguna dari ucapan kita? ,  beliau menjawab, ' karna mereka berbicara untuk kemuliaan islam,  keselamatan jiwa dan keridhoan Ar Rahman. Sedangkan kita berbicara untuk kemuliaan diri,  mencari dunia dan mencari keridhoan manusia 

(Shifatus shafwah :4/122 dalam kitab aina nahnu min akhlaqi as salaf halaman 15)


Dari seorang lelaki diriwayatkan bahwa ia bercerita, " aku pernah melihat tanda kegundahan di wajah Abu Adillah ( yakni imam Ahmad )  yang kala itu sedang di sanjung (dipuji)  oleh seseorang. Orang itu berkata kepada beliau, ' semoga Allah memberimu pahala atas jasamu terhadap islam', Beliau (imam ahmad)  pun berkata, ' Justru Allah memberi Islam pahala karna jasanya terhadapku. Siapa Saya ???  Apa kedudukan ku??? 

( siyar a' lamin nubaala :11/225 dalam kitab aina nahnu min akhlaqi as salaf halaman 24)



    Next Post Previous Post