Saat saat ketika kita tidak bermaksiat kepada Allah adalah hari raya
Bukanlah hari raya itu bagi orang orang yang memakai pakaian baru, namun hari raya itu adalah bagi orang orang yang ketaatannya ( kepada Allah) semakin bertambah.
Bukanlah hari raya itu, bagi orang orang yang memakai pakaian dan kendaraan baru, akan tetapi hari raya itu adalah bagi orang orang yang telah diampuni dosa dosany
( Lathooiful Ma'aarif halaman 483)
Berkata Al Hasan,
" semua hari dimana seseorang tidak bermaksiat kepada Allah, maka itulah (sebenarnya hakikat) hari raya, semua hari dimana seorang mukmin melaksanakan ketaatan kepada Allah, berdzikir ( mengingat) Nya, bersyukur kepada Nya itulah ( hakikat ) hari raya ( yang sebenarnya)
( Lathooiful Ma'aarif halaman 485 )
Adapun hari hari raya orang orang yang beriman di surga adalah hari hari ketika mereka mengunjungi Rabb mereka ( Allah) ' Azzaa wa jalla. Maka mereka (para penduduk surga) mengunjungi Allah, dan Allah sangat memuliakan mereka, dan Allah menampakkan diri Nya kepada mereka, dan penduduk surgapun melihat Allah.
Tidak ada pemeberian (nikmat) yang lebih mereka cintai dari pada itu. Itulah ziyaadah ( tambahan) yang terdapat dalam firman Allah, "
Bagi orang-orang yang berbuat baik, ada pahala yang terbaik (surga) dan tambahan (ziyaadah)( Surah Yunus :26).
Tidak ada hari raya ( yang lebih nikmat) bagi orang yang mencintai Allah selain kedekatan mereka kepada Rabb yang mereka cintai
( lathaaiful ma'aarif halaman 484)
Hari raya kebanyakan manusia ada akhirnya (hanya pada waktu tertentu saja). Adapun hari rayanya orang orang yang mengenal Allah tidak ada akhirnya ( terus menerus).
Berkata Al Hasan, " Semua hari ketika engkau tidak bermaksiat kepada Allah itulah sebenarnya hari raya. Dahulu ada sebagian orang datang kepada sebagian orang berilmu ( yang mengenal Allah), ia berkata kepadnya, ' aku ingin membicarakan sesuatu dengan mu.
Maka orang yang berilmu tersebut berkata, " hari ini aku sedang berhari raya" , maka orang tersebut meninggalkannya. Pada hari yang lain orang tersebut datang lagi, sang Alim menjawab dengan hal yang sama, pada hari yang lain orang itu datang lagi, maka sang Alim menjawab dengan jawaban yang sama.
Maka orang tersebut berkata, " betapa banyaknya hari rayamu ! Maka orang yang berilmu tersebut menjawab, " wahai Baththol, tidakkah engkau mengetahui bahwa semua hari ketika engkau tidak bermaksiat kepada Allah maka itu adalah hari raya bagi kami. . .
(lathooiful ma'aarif halaman 509 )